Wanita biasanya makin tua makin sulit menemukan jodoh

Wanita biasanya makin tua makin sulit menemukan jodoh. Ini bukan karena ia berkurang daya tariknya, tapi karena makin tua, ia makin bijak dan tak mudah ditipu lelaki. Seba liknya pria, makin tua makin laris karena makin pandai menipu wanita.“

Dalam beberapa tulisan yang lalu saya ada mengutip sebuah perkataan “Chief Destructive Ofiicer? Bagi sahabat yang sering mengikuti diary saya atau membaca buku” sadar kaya dan unusual business” pasti sudah pernah memahami nya. Tetapi pasti ada juga sahabat yang belum tahu.

Maaf, saya ini juga ngak tahu-tahu amat jadi tulisan ini adalah sepengetahuan saya ya. CEO adalah seorang chief pemimpin puncak sebuah organisasi. Ada juga COO, atau seroang direksi lapis kedua ( dibawah CEO) yang memahami operasion. Dia adalah Chief Operating Officer. Kalau CDO lain lagi, kerjaannya merusak!!! Dan ini bukan jabatan, tetapi ketrampilan yang harus di miliki oleh para chief officer.

“Merusak adalah pekerjaan utamanya!” Itu adalah kata-kata provokatif dari Tom Peters, pakar manajemen yang visioner, sekitar 10 tahun lalu. “Tugas utama pemimpin bisnis adalah MERUSAK bisnis.” Sekilas pernyataan itu sontoloyo. Tapi coba kita lihat, pernyataan Tom satu dekade lalu itu kini terbukti benar adanya.

Karena hal tersebut tulisan kali ini muncul. Melanjutkan tulisan tentang “ trend *** ”yang lalu. Karena begitu pain point di dapat, ide jenius keluar, strategi di terapkan. Halangan anda bisa saja diri anda sendiri atau organisasi anda.

Juga menjawab pertanyaan menjadi pemimpin seperti apakan anda sebaiknya? CEO dan leader seperti apakah menjadi panglima disetiap proyek yang sahabat bangun? Bisa saja kita tidak jalankan proyek itu, tetapi kita jual! . namun, jika pilihan harus menjalankan bisnis,atau membangun bisnis, atau melepas bisnis, atau mencari mitra bisnis, pada saat ini tetap saja memerlukan pemimpin. Peminpin sepeti apa yang kita butuhkan?

maka inilah jawaban saya.


Persis seperti dibilang Tom, kini seorang pemimpin bisnis memang tak cukup lagi hanya piawai membangun bisnis, ia juga harus piawai “MERUSAK” bisnis. Steve Jobs piawai “merusak” Apple dari Apple 1.0 yang hampir bangkrut menjadi Apple 2.0 yang gagah perkasa dengan iPod, iPhone, atau App Store-nya. Di Indonesia kita punya Ignatius Jonan yang piawai “merusak” KAI 1.0 yang lelet menjadi KAI 2.0 yang gesit.

Sebaliknya perusahaan-perusahaan yang dulu hebat seperti Kodak, GM, Nokia, atau Sony terus-menerus babak-belur mengalami kemunduran karena tak kunjung menemukan CEO yang mampu “merusak” fondasi model bisnis yang kini sudah tak relevan lagi. Karena itu seorang CDO (“Chief Destruction Officer”) kini adalah sosok yang paling diburu perusahaan-perusahaan di seantero jagat raya.

Yang sering kita dengar salama ini tentu adalah Chief Executive Officer, Chief Financial Officer, Chief Operating Officer, atau Chief Marketing Officer. Eh… kini ada binatang baru lagi namanya Chief Destruction Officer.

Dari arti harafiahnya saja sangat aneh dan “nggak nyambung”. Destruction artinya “perusakan” atau “penghancuran”. Jadi, kalau CEO bertugas mengelola seluruh strategi dan operasi perusahaan; CFO mengelola keuangan perusahaan; CMO membangun strategi pemasaran; lha si CDO ini tugasnya “menghancurkan” perusahaan.

Sekilas memang sontoloyo. Tapi jangan salah! Itu semua bukanlah celotehan main-main. Bukan pula gurauan siang bolong para kernet angkot yang sedang menunggu penumpang. Mari pelan-pelang kita coba mencernanya.

Lanskap bisnis sekarang ini bergerak dengan kecepatan tinggi secepat kecepatan cahaya: “chaotic”, “radical”, “turbulent”, volatile”, “uncertain”, “unpredictable”, dan masih banyak lagi istilah yang digunakan untuk menggambarkannya. Lanskap bisnis yang bergerak dengan kecepatan cahaya ini bukannya tanpa resiko dan bahaya. Bahayanya sangat-sangat besar.

Mau contoh? Layanan surat pos “mati” dimakan killer app baru seperti email, SMS, dan ATM. Kodak yang lebih seratus tahun perkasa kemudian “dihabisi” oleh layanan photo sharing yang diberikan perusahaan start-up anak kemarin sore seperti Instagram. Toko kaset legendaris Aquarius Mahakam di Blok M tutup “dibunuh” platform baru seperti iPod-App Store,menyedihkan?!.

Untuk bisa survive di tengah perubahan yang kaotik tersebut kuncinya terletak pada satu kata: “PENGHANCURAN”. Untuk sukses di era light-speed changes Kita tak boleh segan-segan menghancurkan sendi-sendi kesuksesan masa lalu kita: “break with the immediate past”. Kenapa? Karena barangkali formula dan sendi-sendi kesuksesan tersebut sudah tak relevan lagi sekarang.

Bahkan kalau perlu, kita harus bisa bengis “membunuh” organisasi kita sendiri, dan kemudian membangunnya kembali menjadi organisasi yang sama sekali baru. Kita tak perlu ragu untuk “menghabisi” model bisnis lama yang sudah tak relevan lagi dengan yang lebih baru dan fresh. Kapanpun, kita harus siap dan tak segan-segan melakukan creative destruction… penghancuran secara kreatif.

Kalau krisis bisa kapan pun datang dan terus “mengintai”, tanpa sinyal, tanpa pemberitahuan, maka creative destruction haruslah menjadi “keseharian” operasi perusahaan kita. Organisasi kita, orang kita, sistem yang kita bangun, budaya perusahaan kita, haruslah memiliki kapasitas dan kepiawaian untuk melakukan “creative destruction”.

Organisasi anda haruslah memiliki “alert system” untuk mengendus munculnya krisis, dan kemudian dengan agilitas yang tinggi anda harus mampu mereseponsnya dengan creative destruction yang terkelola secara baik.

Kalau sudah demikian, menjadi jelas bahwa, “winning in the light-speed change era is about survival”. Dan daya survival organisasi kita akan ditentukan oleh kapasitasnya melakukan creative destruction.

Dan kalau kita sepakat bahwa keberlangsungan (sustainability) organisasi adalah tujuan paripurna kesuksesan bisnis, maka kesuksesan itu tak lain adalah sebuah perjalanan panjang dimana kita melompat dari satu creative destruction ke creative destruction yang lain. Persis yang dilakukan Apple, atau Google, atau Amazon.

Ingat, sustainability is a journey of destructions; kelangsungan pertumbuhan jangka panjang adalah perjalanan menghancurkan pondasi yang tidak sesuai untuk masa depan.


Untuk sukses melakukan destruction safari kita butuh seorang CEO yang juga seorang CDO. Kita butuh team yang punya satu dedikasi untuk menghancurkan “status quo lama”, dan membangun “kerajaan baru” di atas puing-puing kehancuran itu, sebuah organisasi yang barangkali sama sekali baru dan fresh.

Pernah beberapa minggu yang lalu sahabat saya yang baru pulang dari liburan menceritakan bahwa ada pengusaha hotel di Hawaii yang setiap 5 tahun men “demolise” menghancurkan rata hotel yang dibangunnya dan di bangun model baru dengan design baru, penampilan baru. Karena efek psikologi pasar yang merasa kalau “baru” itu lebih bagus. Bisnis nya sangat “desctrutive”.

Mendengar cerita itu, setidaknya saya mengerti gagalnya Hilton Hotel (sekarang hotel Sultan), lalu sahid hotel group adalah citra “tua” nya, olds fashion nya, kaku nya. Sedangkan merubuhkan (jika dilakukan) hotel sahid atau hotel Sultan ditengah jalan sudirman bisa membuat mereka tak memiliki income pendapatan selama 2-3 tahun.

Untuk itu system “ destruction & change” kita adopsi bukan hanya dalam manajemen namun juga dalam banyak aspek harus mampu kita hancurkan demi pondasi baru yang lebih kokoh dengan tanpa kehilangan moment bisnis. Ini salah satu solusi “destruction & change “ yang kita jalankan, termasuk organsisasi yang sahabat bangun,harus selalu dinamis, out of the box, selalu panasaran, selalu mencari terbaik.

Disinilah ke flexible an perusahaan kita , baik organisasinya maupun karyanya harus sangat lincah bergerak beradaptasi bahkan dengan menghancurkan hingga rata apapun yang kita bangun dan siap membangun dengan creative karya baru yang sesuai dengan pasar. Inilah juga tipe CEO yang merupakan CDO yang akan membangun organisasi sahabat kedepan.

Jika kita tidak melihat dan menghancurkan bisnis kita maka competitor kita menghancurkan kita. Sahabat ingat cerita industry penerangan lilin di hancurkan musuh mereka kerosin (minyak bakar), dan minyak bakar di hancurkan oleh gasoline yang memproduksi listrik untuk lampu.

Industry lilin di hancurkan kompetitornya kerosin, namun kerosin di hancurkan oleh pemiliknya sendiri Rockefeller dengan menciptakan gasoline. Dia adalah the first CDO di dunia ini. Singkat kata, saya setuju 1000% dengan Tom Peters: “DESTRUCTION IS YOUR JOB NO. 1”. Dan, saya bisa pastikan, kedepan akan lahir generasi yang sangat kreatif menghadapi masa depan yang berwarna. Keep curious # peace #mardigu


Aplikasi Jual Beli Emas dari Bos Man Mardigu
Klik Link => dinaran-gold.com

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama