Apa yang harus kita lakukan di tahun politik untuk bisnis dan investasi? Kalau menceritakan pengalaman saya, saya memiliki “servo” bagus di tahun politik. Apa artinya servo bagus? Saya buat uang!. Di tahun 2003, 2008, 2013 saya punya sejarah manis dalam bisnis di tahun poilitik.
Tahun politik saya anggap tahun menyalip di tikungan.
Dalam dunia balapan motor atau mobil, maka 80% salipan atau menyusul adalah di jalan berkelok atau tikungan. Di tahun politik ibaratkan kita sedang dalam berkompetisi di motor GP. Kita ber main di Negara 2 musim. Udara cerah, karena bermatahari cerah kita menggunakan ban kering ternyata di tengah lomba awan mendung mendekat.
Team anda mulai menganalisa. Akankah hujan? Kapan ganti ban dari ban kering untuk ban basah? Atau tetap pertahankan ban kering walau nanti akan gerimis atau bahkan hujan?
Bagi pebisnis yang tidak faham keadaan sekarang akan tahun politik ini pasti bertanya. Akankah Indonesia “bergolak” seperti pilkada Jakarta tahun 2017 kemarin yang meruncing tajam? Seakan Bangsa ini terbelah, saudara terbelah, pendapat tajam meruncing berbeda dan hingga kini banyak yang belum “recover” belum move on dari 2 sisi. Bara dalam sekam masih ada sebagaian, walau kecil.
Oleh karena itu asing banyak yang menahan diri untuk investasi. Main aman. Kalau dalam balapan motor GP, begitu mendung mulai menggantung lebih aman ganti ban basah. Karena suatu saat bisa hujan turun deras dan bagi pembalap yang menggunakan ban kering pasti kepeleset, resikonya besar.
Saya tahu sekali banyak yang sudah melakukan hal itu. Mengganti ban kering ke ban basah. Kalau dalam bisnis investasi perlahan minggir dulu pengusahanya dengan mengurangi kecepatan. Atau pastinya tidak buat baru.
Hujan adalah “conflict horizontal” sesama putra bangsa dalam pilkada atau pilpress. Namun seperti 3 kali pengalaman saya akan pilkada dan pilpress saya tidak ganti ban. Saya pertahankan ban kering dan terus tancap gas pol!.
Artinya, kita terus investasi. Investasi baru kalau perlu, bangun terus “full trotle” , bangun cabang, bangun baru, ekspasi apapun lakukan.
Logikanya bagaimana? Begini dasar berfikirnya.
GDP income percapita saat ini USD 3700 di kalikan 260 juta penduduk Indonesia maka jumlahnya adalah USD 962.000.000.000 kita rupiahkan senilai 12.987.000.000.000.000 di bulatkan, 13.000 Triliun lak gundeng khan pasar di Indonesia itu.
Itu adalah uang yang beredar di Indonesia. Uang yang berputar di sana sini. Pindah dari tangan satu ketangan yang lain.
Percaya saya, bener mendung mengantung tetapi saya percaya tidak hujan. Saya percaya tidak konflik. Paling gerimis, jadi nanati kalau gerimis pembalap kita focus pada mainan di kopling dan gigi kecil namun sekarang yang pakai ban basah mereka tidak bisa cepat di jalanan kering. Jadi kita terus gas pol, kenceng saja. Susul mereka terus di setiap tikungan.
Bagi sahabat yang sudah punya toko, café, resto, apapun, terutama kebutuhan dasar, kebutuhan primer, ini saatnya gas pol. Bagi penyedia kebutuhan sekunder jangan kurangi kecepatan, kalau produsen/penyedia kebutuhan thirtier (barang mewah) cari pasar eksport. Bagi yang import, kurangi main barang trading import non produksi. Boleh import tetapi jangan beli barang jadi lalu di jual ke konsumen. Impor hanya bahan penunjang produksi. Ayo rebut pasar lokal dari cengkaraman produk asing. #peace #mardigu
Aplikasi Jual Beli Emas dari Bos Man Mardigu
Klik Link => dinaran-gold.com
Tahun politik saya anggap tahun menyalip di tikungan.
Dalam dunia balapan motor atau mobil, maka 80% salipan atau menyusul adalah di jalan berkelok atau tikungan. Di tahun politik ibaratkan kita sedang dalam berkompetisi di motor GP. Kita ber main di Negara 2 musim. Udara cerah, karena bermatahari cerah kita menggunakan ban kering ternyata di tengah lomba awan mendung mendekat.
Team anda mulai menganalisa. Akankah hujan? Kapan ganti ban dari ban kering untuk ban basah? Atau tetap pertahankan ban kering walau nanti akan gerimis atau bahkan hujan?
Bagi pebisnis yang tidak faham keadaan sekarang akan tahun politik ini pasti bertanya. Akankah Indonesia “bergolak” seperti pilkada Jakarta tahun 2017 kemarin yang meruncing tajam? Seakan Bangsa ini terbelah, saudara terbelah, pendapat tajam meruncing berbeda dan hingga kini banyak yang belum “recover” belum move on dari 2 sisi. Bara dalam sekam masih ada sebagaian, walau kecil.
Oleh karena itu asing banyak yang menahan diri untuk investasi. Main aman. Kalau dalam balapan motor GP, begitu mendung mulai menggantung lebih aman ganti ban basah. Karena suatu saat bisa hujan turun deras dan bagi pembalap yang menggunakan ban kering pasti kepeleset, resikonya besar.
Saya tahu sekali banyak yang sudah melakukan hal itu. Mengganti ban kering ke ban basah. Kalau dalam bisnis investasi perlahan minggir dulu pengusahanya dengan mengurangi kecepatan. Atau pastinya tidak buat baru.
Hujan adalah “conflict horizontal” sesama putra bangsa dalam pilkada atau pilpress. Namun seperti 3 kali pengalaman saya akan pilkada dan pilpress saya tidak ganti ban. Saya pertahankan ban kering dan terus tancap gas pol!.
Artinya, kita terus investasi. Investasi baru kalau perlu, bangun terus “full trotle” , bangun cabang, bangun baru, ekspasi apapun lakukan.
Logikanya bagaimana? Begini dasar berfikirnya.
GDP income percapita saat ini USD 3700 di kalikan 260 juta penduduk Indonesia maka jumlahnya adalah USD 962.000.000.000 kita rupiahkan senilai 12.987.000.000.000.000 di bulatkan, 13.000 Triliun lak gundeng khan pasar di Indonesia itu.
Itu adalah uang yang beredar di Indonesia. Uang yang berputar di sana sini. Pindah dari tangan satu ketangan yang lain.
Percaya saya, bener mendung mengantung tetapi saya percaya tidak hujan. Saya percaya tidak konflik. Paling gerimis, jadi nanati kalau gerimis pembalap kita focus pada mainan di kopling dan gigi kecil namun sekarang yang pakai ban basah mereka tidak bisa cepat di jalanan kering. Jadi kita terus gas pol, kenceng saja. Susul mereka terus di setiap tikungan.
Bagi sahabat yang sudah punya toko, café, resto, apapun, terutama kebutuhan dasar, kebutuhan primer, ini saatnya gas pol. Bagi penyedia kebutuhan sekunder jangan kurangi kecepatan, kalau produsen/penyedia kebutuhan thirtier (barang mewah) cari pasar eksport. Bagi yang import, kurangi main barang trading import non produksi. Boleh import tetapi jangan beli barang jadi lalu di jual ke konsumen. Impor hanya bahan penunjang produksi. Ayo rebut pasar lokal dari cengkaraman produk asing. #peace #mardigu
Aplikasi Jual Beli Emas dari Bos Man Mardigu
Klik Link => dinaran-gold.com
Posting Komentar