SANGAT TIDAK EFISIEN NEGARA INI

Dalam perbincangan dari sejak dinner hingga azan subuh dengan calon mitra yang usianya 65 tahun saya sudah teller-teler setlah diskusi 8 jam dia masih bugar. Wajahnya terlihat masih muda di banding umurnya. Seperti usia awal 50 tahunan.

Bule ini kalau bicara memang detail, rinci dan semua di borong dalam waktu cepat. 5 hari dia di Indonesia semua harus selesai.terbatasnya kehadirnya kami manfaatkan semaksimum mungkin. waktunya sangat berharga dan kami manfaatkan semua untuk bisnis. Sesungguhnya ini pertemuan ke 3 dalam tahun ini dan sesi ini adalah sesi terpenting. Kami harus membuat kesimpulan karena 2018 kami akan mulai menjalankan operasionalnya.

Apa itu? di sesi pertemuan kali ini fokusnya adalah siapa mengerjakan apa, siapa dapat berapa, siapa yang bayar. Who do what, who get what, who pay .

Jangan harap basa basi dalam diskusi kami. Gaya bahasa kami langsung dan kalau yang tidak biasa pasti “tersinggung”. Kami bisa menghardik, bisa “point finger” tunjuk muka atau ketidak setujuan. Kami bisa “raise voice” menaikan nada suara menekan, bahkan bebarapa kali saya mengatakan “ F word” atas ketidak sukaan saya karena tekanan “dealnya”.

Tapi jam terbang 25 tahun kami tahu sekali type siapa yang kami hadapi, ya asshole pol!, santun bukan di sini tempatnya, disini “tell the truth dan berikan true colour “ kita. Nothing to hide. Cape basa basi. Dan bicara begini pakai “rule of trespassing” jadi ya “no hard feeling” buka-bukaan dan tidak ada euweuh pakewuh, taka da tersinggungnya. Hajar saja bicaranya. Ini yang saya suka bisnis dnegan “orang barat”, ributnya di awal  . ini diskusi seperti janji nikah, ada pre nop, ada taktik talak, ada penafkahan, semua deh dan blak blak an.

Singkat cerita, 3 hari diskusi dan debat panjang yang tiap hari kira-kira kami menghabiskan waktu masing-masing 12 jam, alias 36 jam dan syukurlah ketemu kesepakatan jadi bisa selesai yang puncaknya di akhiri dengan tanda tangan para pihak. Notaris dan legal person bekerja, dimana bill tagihan legal di “charge” ke pihak mereka, tertera angka USD 200.000 , untuk sebuah perjanjian setebal 100 halaman lebih bersama para pihak.

Bayangkan ini belum mulai bisnis, Ini langkah awal sekali belum kemana-mana, belum mulai namun dalam bisnis inilah kesepakatan bersama atau “platform” kami bekerja. Dan sudah keluar duit!!Setelah kesepakatan kerja tadi, maka visi misi rencana kerja bisa di buat dan yang buat adalah professional yang nanti akan menjalankan “daily activity” perusahaan tersebut. Bukan kami.

Di hari ke 4 kami tidak bicara bisnis platform lagi, sudah “done”, tetapi mulai bicara kearah detail teknis.

Sebelum bicara detail teknis kami dinner dan saya berkesempatanmembuka pertanyaan. Why you are choosing Indonesia?

Dia menatap saya dengan mata memicing, tell you what…after we are thoroughly reviewing and studying about Indonesia for more than a year, we find out one big issue.

That is..? saya pun kepo ingin cepat tahu kalimat selanjutnya, karena di potong nya kalimat tadi agak panjang karena dia menyelesaikan kunyahan rendang daging yang menjadi makan malam kami saat itu. Padang food for dinner.

A lot a lot in-efficiencies in Indonesia. That a very big issue. Dia melanjutkan kalimatnya.

Such as..? kembali saya meminta penjelasan

Distribution channel from manufatur, to storage, road to port, sea handling, containers cargo handling until “off” from port to receiving port in indoneisa..are very very slow, and also very very expensive. Its contribute almost 26% from all cost, that very enormous cost. Very inefficient.

Terlalu besar biaya distribusi dari sejak gudang pabrik, gudang pelabuhan, juga lambatnya proses mob demob material handling dan ini membebani 26% dari cost hanya untuk biaya distribusi dan logistik


Compare to other country in asean country, port handling, storage, length time and cost, on the average is 8-12% from all cost ( biaya distibusi dan logistiknya). Indonesia waste more 14-18 % cost for “nothing”.

And..? saya perlu cepat dapat jawaban karena setelah kunyahannya selesai dia belum ngomong juga.

That opportunities!!! In everywhere, inefficiency is opportunities!!

Nah ini kepala saya ngak mudeng sekarang, dimana kalau tidak efisien justru saya anggap sebagai “masalah”. Nah dia melihatnya kok lain?

Go on, please enlighten me…, saya butuh pencerahan

Tell you what.. if you go to Europe now, all are very efficient. All are fix and we don’t have much to move.

Saya membayangkan kalimatnya yang menjelaskan di sebuah Negara yang semuanya efisien membuat sulit kita bergerak. Marginnya terukur.


In inefficient country if we can reduce 1-5% inefficiency ( menjadi lebih efisien sedikit saja) there are money on our pocket. Making money not just from selling thing, making more efficient (terhadap sesuatu) we are already making money. And to do that, is a very easy money.

So if Indonesia now efficient country, all place are “in order”, I don’t think I would invest in Indonesia.

Saya pun berhenti bertanya dan mulai mengunyah ayam pop masakan padang favorit tersebut secara perlahan sambil kepala saya melamun.

Itulah mengapa dia memaksa kami menggarap lahan di kaltara – Kalimantan utara dengan membuat pelabuhan sebagai awal mula bisnis kami. Ok lah, selamat datang di tanah kuning kaltara. #peace #mardigu


Aplikasi Jual Beli Emas dari Bos Man Mardigu
Klik Link => dinaran-gold.com

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama