FAMILY TIME

Melihat itinerary rencana perjalanan yang ada di meja waktu itu, saya cukup terhenyak. Dan kesemua perjalanan ini tidak bisa di tukar dengan orang lain, alias fardlu. Bisa di bayangkan sabtu jam 11 ke Lombok lalu minggu pagi ke bali dan langsung flight ke bandung. Ini jauh-jauh hari merupakan pesanan. Keduanya adalah acara perkawinan. Yang di Lombok mitra bisnis menikah yang di bandung mitra lainnya mantu minggu malam. Di keduanya mengundang khusus dan di atur jauh-jauh hari karena mereka tahu jadwal saya kalau ngak di kunci bisa bobol.

Senin nya sudah di skedul ada 4 pertemuan di Jakarta dan selasa pagi jam 8.30 sudah di skedul pertemuan di semarang sehingga tiket jam 6.00 garuda cengkareng stand by yang dilanjutkankan siangnya ke kota Cepu. Di cepu tidak mungkin bermalam. Langsung balik pakai kereta ke semarang, menginap di semarang untuk besoknya rabu pesawat jam 8 ke Jakarta. Dimana pada Jam 13 sudah confirm skedul untuk penandatangannan dengan notaries.

Kamis seharian di Jakarta. Jumat pagi 5.50 ke bali. Besok sabtu nya pagi jam 6 ke Surabaya dan jam 9.30 ke banyuwangi. Dan sebagaimana kita tahu, banyuwangi yang oleh banyak orang di anggap kota kecil ternyata ada regular flight yg setiap hari selalu padat. Dimana skedul saya pagi menggunakan wings air dan kembalijam 15.30 terbang pakai merpati banyuwangi-Surabaya. Jam 18.00 flight ke Jakarta.

Kalau memperhatikan kartu Garuda frequent flier saya tiap bulannya mileage-nya tercatat cuma kalah tipis sama pilot pesawat atau sama pramugari kayaknya ya hehe. membolak balik skedul selanjutnya maka 2 hari di Jakarta sudah harus ke Palembang. Namun ke Palembang berangkat pesawat terpagi pulang malam karena esoknya harus ke jogja selama 2 malam. Ini jadwal nginep terlama dari skedul selama 3 minggu hingga akhir februari.

Lalu yang jadi pertanyaan banyak sahabat adalah kapan bersama keluarganya. Ini pertanyaan banyak teman yang memperhatikan perjalanan saya. namun kalau coba di perhatikan cerita diatas. Saya bisa ke 3 atau 4 kota namun kalaupun terpaksa menginap hanya satu malam. Alias jadwal 2 atau 3 minggu perjalanan ke beberapa kota hanya menginap 2 atau 3 malam. Tersering, saya pulang hari bahkan dapat dipastikan makan malam sudah bersama keluarga saya. itu adalah kesepakatan di dalam membina keluarga. Kesepakatan di dalam parenting di rumah bersama anak-anak. Yaitu makan malam selalu bersama. Sejak dulu pulang kerja dibawah jam 6. Magrib sudah di rumah.

Kesepakatan ini adalah bagian dari komitmen membina dan mendidik anak. Memiliki 4 anak adalah suatu ketrampilan tersendiri. Setiap anak itu unik, setiap anak memiliki “why” nya sendiri-sendiri mengapa mereka hadir di kehidupan ini. Sehingga menjadikan mereka sesuatu adalah kenikmatan yang tiada taranya. Ini harus di bangun bertahap, bata perbata, semen per semen. Sehingga walaupun jadwal kemanapun, diusahakan begitu poinya sudah dapat, kehadiran secepatnya di rumah adalah tugas berikutnya.

Sehingga, kalau mengundang saya malam hari untuk dinner atau meeting di atas jam 7 bisa membuat saya kelelahan dan ngantuk. Bisa membuat saya ilang feeling. Saya bisa dikatakan orang pagi. Undangan breakfast meeting misalnya jam 7 pagi, itu hal yang pasti mudah saya angguk. Atau tersering, lunch meeting. Pasti saya jawab bisa. Namun kalau memilih malam hari, bisa ada ribuan alasan yang membuat sulit bisa terlaksana. Rutinnya jadwal olahraga sore, atau bersama keluarga dinner adalah alasan terkuat untuk tidak bs buat skedul dengan yang lain.

Pada makan malam itu lah kebiasaan kami berdiskusi. Ini mungkin kebiasaan yang saya dapat dari keluarga sederhana dulu saya dibesarkan dimana ayah saya yang pensiunan berpangkat kapten angkatan udara yang selalu pindah-pindah kota itu meninggalkan kebiasaannya tersebut. yaitu bersama makan malam di rumah.

Karena kami tidak punya hiburan, maka ber cengkrama sambil makan malam merupakan hiburan yang menyenangkan. Sambil ngobrol apa saja, misalnya kegiatan saya disekolah, adik saya di rumah tetangga bermain atau ibu saya yang selalu di rumah atau kegiatan ayahanda di tempat kerjanya.

Kami dahulu bisa meluangkan waktu dari magrib hingga jam tidur malam untuk bercengkrama. walau makan ala kadar bahkan hanya nasi dan lauk seadaany jadi terasa nikmat. Lebih karena kebersamaanya, lebih karena suasaanya. Ini bisa melupakan atau menghilangkan rasa makanan yang itu-itu aja dimana di banyak lidah bisa di katakana membosankan, namun tidak bagi kami. Karena, ceritanya setiap saat beda-beda terus. walau makanannya sama.

Sekarangpun hal itu di turunkan di keluarga saya. setiap keluarga pasti punya tradisi, dan kami memilih meneruskan tradisi ini. Makan bersama, ngobrol kesana kemari..bahkan bisa terbahak-bahak mendengar cerita atau melihat tingkah laku kakak beradik di saat bersama tersebut. ada aja tingkah polah dan cerita-cerita lucu setiap saat dan hal ini pulalah yg membuat saya selalu rindu pulang, rindu rumah. Dirumah sederhana di Jakarta selatan, saya boleh berujar dengan mengucapkan syukur sebagai seorang yang: proud father, happy husband & blessed family # peace be upon us
Mardigu WP, Februari 2013


Aplikasi Jual Beli Emas dari Bos Man Mardigu
Klik Link => dinaran-gold.com

Post a Comment

أحدث أقدم